Seruan Damai dari Dalam: Oposisi Israel Desak Akhiri Perang Gaza

 

 

 

Yair Lapid: Perang Tak Lagi Memberi Manfaat

 

Pemimpin oposisi Israel, Yair Lapid, secara tegas meminta Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk menghentikan perang yang telah berlangsung lebih dari 20 bulan di Gaza. Dalam pertemuan dengan anggota parlemen partainya, Lapid menyatakan bahwa kelanjutan konflik hanya membawa kerugian bagi Israel—baik dari sisi keamanan, politik, maupun ekonomi. Ia juga mengungkap bahwa posisi militer Israel kini sejalan dengan pandangan tersebut, karena Kepala Staf Eyal Zamir menyebut bahwa tentara tidak lagi memiliki tujuan operasional yang jelas di Gaza.

 

 

 

Gencatan Senjata dengan Iran Jadi Titik Balik

 

Setelah tercapainya gencatan senjata antara Israel dan Iran, tekanan internasional terhadap Netanyahu semakin meningkat. Tokoh-tokoh seperti Presiden AS Donald Trump dan mantan PM Israel Naftali Bennett turut mendesak agar pendekatan serupa diterapkan terhadap konflik dengan Hamas. Netanyahu sendiri mengakui bahwa keberhasilan kampanye melawan Iran membuka “peluang” baru, termasuk untuk membebaskan para sandera yang masih ditahan di Gaza.

 

 

 

Jalan Keluar: Diplomasi dan Keterlibatan Regional

 

Lapid menekankan bahwa Hamas tidak akan bisa disingkirkan tanpa adanya pemerintahan alternatif di Gaza. Ia menyarankan agar Israel melibatkan Mesir dan negara-negara Arab lainnya untuk menciptakan solusi jangka panjang. Sementara itu, korban jiwa terus bertambah—lebih dari 56.000 warga Gaza telah tewas, sebagian besar adalah warga sipil. Seruan untuk mengakhiri perang kini datang tidak hanya dari luar negeri, tetapi juga dari dalam negeri Israel sendiri.